Menurut Kapolda Sumbar Brigjen Andayono, perampokan terjadi Sabtu 25 September 2010 pukul 04.00. Jajarannya kemudian bergerak mengejar pelaku hingga ke perbukitan dan kaki gunung Singgalang.
“Kami berhasil mengamankan pelaku pada pukul tiga sore,” ujar perwira polisi berbintang satu tersebut.
Dalam jumpa pers dengan wartawan, Kapolda membeberkan proses penangkapan sejumlah pelaku. Perampok yang berasal dari sejumlah daerah di Pulau Sumatera ini mendatangi kampus UBH di jalan Sumatera, Ulak Karang, Padang pada pukul 04.00 dengan mengendarai dua unit mobil minibus jenis Avanza dan APV.
Kawanan perampok membekap tiga satpam kampus dan membawa satu mesin ATM Bank Nagari ke dalam mobil. Pelaku langsung melarikan diri ke arah Pariaman. Polisi melakukan pengejaran setelah mengetahui jenis kendaraan yang digunakan perampok berdasarkan keterangan satpam yang dibekap pelaku.
Sekitar lima jam pengejaran jajaran kepolisian membuahkan hasil. Mobil yang ditumpangi pelaku perampokan ditemukan dan terjadi kontak senjata di Kota Pariaman. Sekitar pukul 10.00, polisi menerima laporan warga tentang upaya pembongkaran paksa ATM Mandiri di lokasi kediaman rumah Rahmat di Desa Pauah, Kota Pariaman.
Rahmat berhasil kabur sebelum polisi sampai di lokasi. Tiga orang kurir berhasil diamankan polisi di kediaman Rahmat. Sekitar pukul 11.00, polisi menemukan kendaraan yang digunakan pelaku di Desa Banuhampu.
Saat penggerebekan, sejumlah pelaku berhasil melarikan diri ke kawasan kaki gunung Singgalang. Satu jam setelah kejadian tersebut, terjadi kontak senjata dengan sejumlah perampok bersenjata.
Kontak senjata berhenti sekitar pukul 15.00 dan tujuh pelaku perampokan tertembak. Tiga di antaranya, Bento (30), Pak De (30), tewas sedangkan sisanya mengalami luka tembak.
Hendra kemudian dikabarkan tewas dalam perjalanan menuju RS Bhayangkara, Padang. Perampok yang tewas dan terluka saat terjadi kontak senjata dibawa polisi bersenjata lengkap ke RS Bhayangkara dan tiba sekitar pukul 20.00.
Pukul 22.00, Kapolda Sumbar Brigjen Andayono menggelar jumpa pers di Polresta Padang. Saat jumpa pers, Kapolda membeberkan, dua kawanan perampok yang salah satunya dikenal dengan Iwan masih DPO dan bersenjatakan 4 refolver dan 3 bareta serta uang Rp 200 juta.
Pukul 10.00, Minggu, 26 September 2010, Kapolres Bukittinggi AKBP Wisnu Andayana mengatakan, pengejaran Iwan yang diduga sebagai otak pelaku perampokan masih terus diburu hingga kawasan wisata Ngarai Sianok.
• VIVAnews
Written by: Paling Seru
Paling Seru, Updated at: 20.31
0 komentar:
Posting Komentar