“Sampai saat ini belum ada bukti klinis maupun non-klinis yang bisa membuktikannya. Untuk itu, hati-hati mengonsumsi obat-obatan herbal, terutama yang sudah diproduksi dalam bentuk kemasan. Bisa jadi lebih banyak efek negatifnya daripada manfaatnya,” katanya saat ditemui pada Konfrensi Pers '19th Jakarta Diabetes Meeting' di Hotel Nikko Jakarta.
Menurutnya, masyarakat khususnya penderita diabetes, harus selektif memilih obat. Jika memang memutuskan memilih jalur pengobatan herbal, pilih tanaman, atau ekstrak tanaman yang memiliki data pendukung, telah melalui serangkaian uji coba, dan perlu memahami manfaat serta efek samping yang akan ditimbulkan.
“Jika benar-benar bermanfaat, tapi lebih banyak memiliki efek samping, lebih baik dihindari. Jika ada obat baru harus dicek secara seksama. Jangan mudah percaya,” katanya.
Saat ini, banyak penderita diabetes menghindari pengobatan medis karena dinilai banyak memiliki efek samping. Namun sesungguhnya setiap pengobatan pasti memiliki efek samping jika digunakan tidak dengan aturan tepat. Jika memang dibutuhkan, dengan takaran yang pas, tak ada salahnya mengonsumsi obat-obatan medis.
“Semua obat medis khususnya untuk penderita diabetes pun harus benar-benar terpilih, tidak boleh sembarangan. Jika obat-obatan medis dibilang berbahaya, masyarakat harus lebih jeli memutuskan pilihan. Konsultasikan dengan dokter terpercaya yang bisa membantu Anda,” ujar Dante Saksono Harbuwono dari Divisi of Metabolism and Endocrinology, FKUI.
• VIVAnews
Written by: Paling Seru
Paling Seru, Updated at: 19.49
0 komentar:
Posting Komentar