Akibatnya, kini Kepala Desa Tandem Hilir II Suwardi dan warga desanya ketakutan jadi incaran orang bersenjata yang menyerang Markas Polsek Hamaparan Perak, Rabu (22/9) dinihari lalu.
Kepada Kapolda Irjen Oegroseno dalam pertemuan koordinasi antara Kapolda Sumut dengan tokoh masyarakat se-Kecamatan Hamparan Perak di Aula Kantor Desa Kelumpang Kebun, Kecamatan Hamparan Perak, Deli Serdang, Jumat (24/9/2010) sore, Suwardi menyampaikan ketakutannya.
Ketakutannya semakin menjadi-jadi karena ternyata tak ada perlindungan yang diberikan kepadanya, keluarga dan warga desanya. "Saya takut pak, nanti malah kami yang diserbu, kami ini harus bagaimana?" katanya.
Dia menuturkan, masalah itu telah disampaikannya ke pihak Densus 88 dan Polsek Hamparan Perak, namun oleh kedua institusi itu dia malah disuruh membawa keluarganya mengungsi sementara dari perkampungan tersebut.
"Saya bisa saja lari bawa anak dan istri saya, lalu bagaimana warga saya?" katanya lagi.
Suwardi mengungkapkan, saat ini keluarga dan warga desanya sangat ketakutan, terlebih sejak aksi penembakan yang menewaskan Aiptu Deto Sutejo, Aipda Baik Sinulingga, dan Bripka Riswandi. Namun dirinya beberapa kali justru disuruh lari.
"Saya nggak mungkin pergi pak. Jadi apa sikap saya?" tanyanya.
Menanggapi itu Kapolda Sumut Irjen Oegroseno malah tak memberi solusi berarti. Jenderal bintang dua itu malah menyuruhnya untuk tetap bertahan di desa tersebut.
"Jangan mau kalau disuruh mengungsi. Bilang sama mereka saya nggak mengizinkan. Tapi tetap koordinasi dengan pihak kepolisian," kata Oegroseno.
Pria yang disebut-sebut bakal melepaskan jabatannya sebagai Kapolda Sumut dalam waktu dekat ini mengatakan, pihaknya sangat mengharapkan kerjasama yang baik dari seluruh masyarakat di Hamparan Perak. Sebab persoalan itu akan sangat sulit diungkap tanpa bantuan warga.
(tribun medan)
Written by: Paling Seru
Paling Seru, Updated at: 23.38
0 komentar:
Posting Komentar