Sedangkan 65 desa yang lainnya masih dalam penataan dan belum siap dikunjungi, karena lingkungannya masih belum tertata, sehingga keunikannya tak kentara.
"Jumlah wisata desa yang kita siapkan ada sekitar 80 desa di DIY, namun yang benar-benar siap menerima wisatawan baru 15 desa," kata kata Kepala Dinas Parwisata Provinsi DIY, Tazbir, Senin 27 September 2010
Menurutnya, Pemprov DIY sedang giat menghidupkan desa wisata. Setiap desa wisata memiliki keunikan yang berbeda-beda. Dengan berkembangnya desa wisata itu, maka diproyeksikan mampu memeratakan pendapatan masyarakat dari dunia pariwisata hingga ke pelosok desa.
"Desa yang betul-betul siap menerima wisatawan seperti di desa fauna di Ketingan (Kabupaten Sleman), desa Wisata Kebonagung (Kabupaten Bantul), Kampung Dipowonatan (Kota Yogyakarta). Di Desa tersebut dipastikan perekonomian masyarakat juga mengalami peningkatan," ujarnya.
Dengan semakin tumbuhnya wisata desa, kata Tazbir, perekonomian yang saat ini hanya berputar di wilayah Malioboro akan semakin berkembang, meski di daerah terpencil karena daerah tersebut punya potensi yang bagus untuk dikembangkan menjadi wisata pedesaan.
"Dengan adanya desa wisata, wisatawan bisa membelanjakan uangnya sampai ke desa-desa sehingga masyarakat juga merasakan keuntungan dari adanya kunjungan wisatawan," kata Tazbir.
Lebih lanjut, Tazbir mengatakan Pemprov DIY telah menganggarkan Rp200 juta untuk pelatihan masyarakat di desa wisata. Dalam mendukung perkembangannya, juga diadakan lomba desa wisata, pelatihan dan pembinaan desa wisata, mengembangkan kuliner lokal, penataan lingkungan hingga mempersiapkan ahli-ahli bahasa asing di tingkat lokal.
"Yang jelas dengan anggaran yang ada itu, kita berharap minat wisatawan berkunjung ke desa wisata akan semakin tinggi karena warga setempat juga siap untuk menerima kunjungan baik wisman maupun wisatawan lokal," ujarnya
Ketua Asita (Association of The Indonesia Tour and Travel Agency) DIY, Edwin Ismedi Himna mengatakan wisata desa mulai dilirik wisman karena mereka jenuh dengan wisata yang ada di perkotaan. Wisman ingin melihat aktivitas mayarakat di pedesaan dengan budaya lokalnya.
"Kalau saat ini, memang Candi Prambanan dan Borobudur masih menjadi tujuan utama wisman, namun keberadaan desa wisata saat ini mulai dilirik wisatawan asing," ujarnya.
• VIVAnews
Written by: Paling Seru
Paling Seru, Updated at: 12.57
0 komentar:
Posting Komentar