Kedua aspek ini harus erat berkaitan. Sebab, konsep keteknikan yang baik seyogianya dirancang berdasarkan kondisi atau fenomena alam yang berpeluang besar mengakibatkan dampak.
Salah satu fenomena alam yang luput dari pengawasan keteknikan ini adalah perubahan karakter tanah penyangga yang telah mengalami perubahan sifat fisik akibat naiknya level genangan air tawar dan air laut yang berlebihan. Hal ini terungkap dalam publikasi hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Minggu (26/9/2010).
Menurut data geologi, tanah penyangga badan jalan RE Martadinata adalah lempung-pasiran, termasuk satuan alluvium dataran banjir Jakarta, yang rentan terhadap kandungan air. Sifat umum lempung adalah menciut dan retak pada kondisi kering dan mengembang plastis pada kondisi basah.
Jika field capacity kandungan airnya telah terlewati (jenuh air) maka akan mengkibatkan
deformasi tanah menjadi bersifat plastis dan gembur menyerupai fluida (lembek cair liat). Pada kondisi ini maka tanah basah ini akan mudah mengalir jika mengalami tekanan dan berubah bentuk fisik menjadi mud flow (aliran atau rayapan lumpur), baik akibat efek gaya berat ataupun tekanan dari atas.
Hal inilah yang diduga merupakan penyebab amblasnya sebagian badan Jalan RE Martadinata yang memang secara keteknikan tidak dirancang berkonstruksi jalan layang. Tetapi, bertumpu langsung pada tanah penyangga di bawahnya.
Tanah penyangga yang telah mengalami deformasi menjadi tanah lumpuran ini (akibat tergenang
terus-menerus oleh aliran air bawah permukaan, perkolasi, infiltrasi air hujan, dan rob), menyebabkan konstruksi badan jalan tidak cukup kuat menahan beban badan jalan itu sendiri.
Akibatnya, jalan runtuh (bukan amblas). Selanjutnya amblas dan tenggelam secara erlahan-lahan pada fluida tanah di bawahnya sampai kedalaman sekitar 7 meter. Jadi kejadian amblasnya sebagian badan jalan ini bukan merupakan kejadian yang luar biasa, melainkan
sebagai akibat atau konsekuensi logis dari pengaruh fenomena alam jangka panjang.(okezone)
Written by: Paling Seru
Paling Seru, Updated at: 14.18
0 komentar:
Posting Komentar