Iran akan menghentikan program pengayaan uranium tingkat tingginya, yang merupakan bagian penting dalam aktivitas nuklir negara tersebut. Namun, Iran mengajukan persyaratan bahwa negara lain bersedia memasok bahan nuklir kepada Iran untuk keperluan reaktor riset nuklir.
Dalam sebuah konferensi pers di New York, AS, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa negaranya terpaksa mengayakan sendiri uraniumnya mulai dari kemurnian 3,5 persen hingga 20 persen.
Kebijakan itu dilakukan karena negara-negara dunia enggan untuk menyalurkan bahan bakar nuklirnya kepada Iran. Bahan bakar ini digunakan untuk menjalankan reaktor nuklir guna memproduksi isotop medis guna pengobatan bertenaga nuklir.
Level pengayaan yang dilakukan Iran jauh di bawah angka 90 persen yang diperlukan untuk menciptakan senjata nuklir. Namun, pemerintah AS khawatir Iran akan meningkatkan pengayaan nuklirnya hingga ke tahap pembuatan senjata.
"Kami tidak tertarik untuk melakukan pengayaan hingga 20 persen. Tapi mereka (AS dan sekutunya) mempolitisasi masalah ini. Kami terpaksa melakukannya untuk mengobati pasien," tuturnya seperti dilansir dari laman Associated Press.
Iran menurut dia, akan mempertimbangkan untuk menghentikan pengayaan nuklir jika bahan bakar nuklir tersedia bagi negaranya.
Menanggapi sanksi yang terus dijatuhkan atas Iran, Ahmadinejad mengatakan bahwa masa pemberian hukuman dan hadiah sudah berakhir. Bahkan menurut dia, sanksi dan hadiah merupakan penghinaan bagi suatu negara.
"Itu hanya berlaku untuk para koboi dan orang-orang terbelakang lainnya. Jelas ini tidak akan berpengaruh bagi kami," katanya.
Ahmadinejad mengatakan bahwa Iran sedang bersiap untuk menentukan tanggal pembicaraan dengan enam kekuatan dunia, yakni AS, Inggris, Prancis, Rusia, China, dan Jerman. Pembicaraan kemungkinan akan berlangsung pada Oktober dan akan membicarakan seputar program nuklir Iran.
"Pintu terbuka untuk pembicaraan dalam kerangka yang penuh keadilan dan penghargaan," katanya.
Namun, Ahmadinejad mengatakan bahwa dia tidak akan menyerah dengan tekanan yang akan dilakukan kepadanya. "Mereka sangat keliru jika mengira dapat 'menginjak-injak' hak rakyat Iran melalui paksaan dalam pembicaraan nanti," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ahmadinejad juga melakukan pembelaan terhadap pidatonya Kamis lalu yang mengatakan bahwa rakyat Amerika jangan percaya terhadap pernyataan pemerintahnya terkait peristiwa runtuhnya gedung WTC pada 11 September 2011.
Dia juga menantang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membentuk komisi pencari fakta guna menyelidiki masalah itu. "Saya tidak ingin berprasangka. Tapi apakah inilah waktunya untuk membentuk komite pencari fakta?" ujarnya.
Pada saat Ahmadinejad berpidato di hadapan Sidang Umum PBB, para delegasi dari AS langsung walkout. Menyusul AS, delegasi dari 27 negara Uni Eropa juga melakukan hal serupa.
Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Kosta Rika juga melakukan hal serupa tanda boikot terhadap pidato Presiden Iran tersebut.
"Misi pencari fakta dapat membuka jalan untuk mengetahui siapa pelaku sebenarnya, siapa itu Al-Qaida, dimana mereka berada? Apakah ada yang mendukung dan membiayai mereka? Semua ini harus diketahui," ujarnya.
• VIVAnews
Written by: Paling Seru
Paling Seru, Updated at: 14.16
0 komentar:
Posting Komentar