Salah seorang penumpang asal Kudus, Kadir (50) yang berada di gerbong enam dan hanya mengalami luka ringan mengatakan dirinya sedang berada di kamar mandi saat terjadi tabrakan. "Tiba-tiba terjadi benturan dengan suara cukup keras dan aliran listrik di dalam KA langsung padam sehingga membuat para penumpang menjadi panik," katanya yang berada di dalam KA bersama dua saudaranya itu.
Kadir yang sempat tertahan di dalam kamar mandi selama beberapa menit karena pintu tidak bisa dibuka, akhirnya berhasil keluar dengan cara menjebol atap gerbong. Akibat tabrakan tersebut, Kadir menderita luka bagian kening sebelah kiri, tangan kanan bengkak, dada sesak, dan luka lecet di kedua kaki.
Seorang saudara Kadir yang juga berada di dalam gerbong KA Senja Utama, Musriah (40), mengatakan, beberapa saat setelah tabrakan, dirinya melihat seluruh penumpang berusaha menyelamatkan diri dengan mencari jalan keluar.
"Saat itu, saya berusaha mencari saudara saya di dalam gerbong yang sebelumnya duduk di samping, tapi tidak ditemukan sehingga saya memutuskan untuk keluar bersama penumpang lain," ujarnya yang tidak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan karena selamat dari tabrakan tersebut.
Beberapa saat setelah Musriah mencari saudaranya di luar gerbong, akhirnya ia melihat Kadir keluar dari bagian atap gerbong dengan kondisi terluka. Penumpang lainnya, Rully (25), mengaku masih belum percaya dengan kejadian yang baru dialaminya.
"Saat terjadi tabrakan, suara benturannya sangat keras dan gerbong langsung terdorong ke depan," katanya yang dijemput keluarganya.
Sementara itu, seorang penumpang asal Kedungmundu, Semarang, Ratno Hadiyanto (32), mengaku kecewa dengan salah satu petugas berseragam PT KA di Stasiun Petarukan Pemalang yang berjarak sekitar 100 meter dari lokasi kejadian yang mengatakan bahwa tabrakan KA yang terjadi hanya merupakan insiden kecil.
"Kalau memang mau menenangkan penumpang yang panik tidak begitu caranya, kecelakaan seperti ini kok dianggap insiden kecil," ujarnya yang kecewa dengan pernyataan petugas yang tidak diketahui namanya itu.
Kecelakaan kereta api kelas eksekutif Argo Bromo jurusan Jakarta-Surabaya dengan KA Senja Utama kelas bisnis jurusan Jakarta-Semarang terjadi di lintasan Desa Jatimulyo, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Sabtu (2/10) sekitar pukul 03.00 WIB.
Kejadian itu bermula ketika KA Senja Utama sengaja berhenti untuk memberikan kesempatan bagi KA Argo Bromo Anggrek untuk melaju lebih dahulu. Namun, KA Argo Bromo Anggrek justru menabrak KA Senja Utama hingga gerbong belakang keluar jalur dan menyebabkan sedikitnya 33 orang tewas serta sedikitnya 16 orang luka-luka.
(ant/kompas)
Written by: Paling Seru
Paling Seru, Updated at: 17.36
0 komentar:
Posting Komentar