Sudah banyak penelitian yang menunjukkan manfaat kesehatan dari jalan kaki bagi tubuh dan otak. Tapi tahukah Anda cara atau gaya berjalan seseorang juga bisa jadi indikator kesehatan?
Cara berjalan dapat menjadi indikator kondisi yang mendasar seperti diabetes, arthritis dan kekurangan vitamin. Para ahli setidaknya telah mengidentifikasikan 9 cara berjalan dan arti kesehatannya, seperti dilansir Dailymail, Rabu (29/8/2012):
1. Jalan sombong atau bokong bergoyang-goyang
Dapat menunjukkan: Otot bokong lemah, menyebabkan masalah punggung dan kaki.
Jika gaya berjalan berlenggak-lenggok bak model, hati-hati Anda bisa menuju ke nyeri punggung. Ketika berjalan atau berlari, tubuh menggunakan otot kecil di bagian bokong yang disebut gluteus medius, yang menjaga panggul stabil dan kaki lurus. Nah, gaya jalan yang bergoyang-goyang dalam melemahkan otot tersebut.
2. Berjalan dengan lambat
Dapat menunjukkan: harapan hidup lebih pendek, diabetes, arthritis, risiko demensia.
“Seseorang yang masih muda, bugar dan sehat, rata-rata akan berjalan 1,2 hingga 1,4 meter per detik. Jika Anda memiliki arthritis yang relatif ringan atau sakit dan nyeri lainnya, kecepatan berjalan akan mulai menurun. Orang yang menderita arthritis cenderung jalan kurang dari 1 meter per detik atau sangat buruk 50 cm per detik,” jelas Dr Tony Redmond, ahli penyakit kaki akademik di University of Leeds.
3. Berjalan dengan langkah pendek
Dapat menunjukkan: kemampuan terbatas untuk orgasme, osteoarthritis, kerusakan otot karena sepatu hak tinggi.
Langkah pendek dapat menunjukkan osteoarthritis pada pinggul, karena salah satu atau kedua pinggul tidak dapat berayun sejauh yang ia bisa. Jika Anda wanita, itu bisa jadi karena efek penggunaan sepatu hak tinggi.
Penelitian yang sudah dimuat di Journal Of Sexual Medicine menunjukkan otot panggul yang ‘terblokir’, mungkin berhubungan dengan gangguan psikoseksual yang bisa mengganggu kemampuan untuk merasakan orgasme vagina.
4. Kurangnya ayunan tangan
Dapat menunjukkan: masalah punggung, leher dan bahu.
Ketika berjalan, orang akan mengayunkan lengan ke sisi yang berlawanan dengan langkah kaki untuk memberi dukungan pada punggung bawah, karena lengan menempel pada bagian belakang bawah oleh otot yang disebut latissimus dorsi. Tapi jangkauan terbatas gerakan di bahu atau punggung dapat mengganggu proses ini.
Jika satu bahu dapat mengayun bebas dan yang lainnya lebih canggung, dapat menunjukkan masalah punggung atau leher, yang cenderung terjadi setelah gaya hidup yang salah selama bertahun-tahun.
5. Berjalan pincang
Dapat menunjukkan: osteoarthritis, tas terlalu berat, plantar fasciitis.
Pincang dengan panggul dijatuhkan di satu sisi bisa menjadi tanda klasik dari osteoarthritic pinggul. Kondisi ini juga bisa terjadi karena Anda memanggul tas berat di salah satu sisi tubuh.
Selain itu, pincang atau tidak ingin meletakkan berat badan pada tumit adalah tanda klasik dari plantar fasciitis, yaitu kondisi di mana jaringan tebal di bagian bawah kaki menjadi meradang.
6. Bermasalah dengan tangga
Dapat menunjukkan: radang pada ibu jari, osteoarthritis pada lutut.
Tanda peringatan awal klasik bunion, yaitu benjolan sakit di sisi jempol kaki, adalah rasa sakit sambil berjalan naik dan turun tangga tanpa alas kaki, bahkan jika tidak ada tanda-tanda pembentukan bunion.
Sinyal rasa sakit juga mengindikasikan sudah ada perubahan erosif yang berkembang di sendi.
7. Menghentakkan kaki
Dapat menunjukkan: kekurangan vitamin B12, diabetes yang tidak terkontrol.
Ketika menyentuh tanah, kaki akan mengirim sinyal ke otak tentang posisi ekstremitas dalam fenomena yang disebut proprioception. Gangguan proprioception dapat terjadi karena hilangnya sensasi dan dapat menyebabkan gaya yang tidak terkoordinasi.
Penderitanya akan mengangkat kaki dan tangan sangat tinggi dan kemudian membantingnya ke tanah untuk mengetahui mana kaki telah mendarat. Kondisi ini menyebabkan hilangnya sensasi di kaki termasuk diabetes dan kekurangan vitamin B12 karena bisa merusak saraf yang mengontrol gerakan.
8. Berjalan dengan ‘menampar’ tanah
Dapat menunjukkan: diabetes yang tidak terkontrol, linu panggul, penyakit motor neuron, stroke.
Ini bisa dilihat pada penderita diabetes, berjalan dengan mengankat lutut lebih tinggi untuk mencegah menyeret kaki di sepanjang jalan. Pada penderita diabetes tak terkontrol dapat menyebabkan jenis kerusakan saraf yang disebut neuropati motorik, yang mempengaruhi saraf yang mengirimkan sinyal ke otot-otot di kaki untuk melaksanakan gerakan.
Stroke dan penyakit motor neuron juga dapat merusak atau melemahkan otot-otot ini, seperti sciatica, yakni iritasi atau kompresi saraf siatik (yang berjalan dari punggung bawah ke kaki).
9. Berjalan menyeret
Dapat menunjukkan: penyakit Parkinson.
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologis yang progresif, di mana kekurangan zat kimia otak yang disebut dopamin menyebabkan hilangnya kemampuan untuk mengontrol otot-otot dan gerakan.
Gejala klasiknya bisa terlihat dari gaya jalannya yang menyeret di lantai. Tubuh pasien juga sering condong maju dan mundur, atau mungkin terjatuh yang menyebabkan cedera.
Written by: Paling Seru
Paling Seru, Updated at: 09.25
0 komentar:
Posting Komentar