Home » » Risiko Bergaya Dengan Sepatu Hak Tinggi

Risiko Bergaya Dengan Sepatu Hak Tinggi

Berlenggak-lenggok dengan sepatu hak tinggi ala kelompok penyanyi cantik asal Inggris, tak hanya digandrungi banyak wanita, terutama peragawati, melainkan sudah mewabah pula di sekolah-sekolah. Di North Yorkshire, Inggris, misalnya, puluhan siswi sekolah keranjingan memakai sepatu berhak lebih dari lima sentimeter.
Akibatnya, sejumlah kepala sekolah terpaksa mengusir pulang para siswi dan memerintahkan untuk mengganti dengan sepatu hak rendah. Banyak kepala sekolah menganggap, sepatu hak tinggi terlalu berbahaya bila dipakai di gedung sekolah yang bertingkat-tingkat. “Meski belum ada kejadian, sepatu ini bisa membahayakan anak yang sedang naik-turun tangga sekolah,” ujar David Croll, Kepala SMA Aireville, seperti dikutip Yorkshire Post, awal Juni lalu.
Tapi sepatu hak tinggi tak cuma membahayakan keselamatan si pemakai. Doktor Casey Kerrigan juga mewanti-wanti bahwa sepatu dengan hak jangkung bisa mengganggu kesehatan. Kalau para wanita memakainya terus-menerus, mereka bisa terserang osteoarthritis, sejenis penyakit rapuh tulang. “Tekanan yang berubah pada tumit bisa menyebabkan perubahan yang degeneratif pada sendi-sendi tumit,” kata Kerrigan, ahli penyakit tulang pada Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat.
Bersama kolega sealmamaternya dan periset di Rumah Sakit Rehabilitasi Spaulding, di Amerika Serikat, Kerrigan telah membuktikan dampak pemakaian sepatu hak tinggi itu lewat studi pada 20 wanita. Para wanita yang rata-rata berusia 36 tahun dan mempunyai kesehatan prima itu diminta memakai sepatu hak tinggi dan berjalan bolak-balik di atas catwalk (semacam panggung untuk peragaan busana) sepanjang 10 meter. Lalu mereka diminta mencopot sepatunya dan berjalan dengan jarak yang sama. Gerak langkah dan perubahan pada tumit dipantau lewat kamera dan direkam dengan video yang diletakkan di bawah panggung tersebut.
sepatu hak tinggi Risiko Bergaya Dengan Sepatu Hak Tinggi
Para periset membandingkan struktur tulang tumit sebelum dan sesudah wanita memakai sepatu hak tinggi. Hasilnya, Kerrigan melihat adanya perubahan pada tumit dan pergelangan kaki para wanita tersebut. Di situ, otot-otot yang menghubungkan tumit, tulang telapak kaki, dan persendian tumit kelihatan tegang. “Otot tadi lebih tegang 23% ketimbang pada posisi wanita tak bersepatu,” kata Kerrigan. Jaringan tendon -yang menghubungkan otot dengan tulang- juga bisa tegang, bahkan putus. Akibatnya, fungsi dan struktur pergelangan kaki, termasuk tumit, ikut berubah untuk menjaga keseimbangan berjalan. Jika tendon putus, pergesekan antarsendi tiap tulang yang dapat menyebabkan rapuh tulang pun bisa terjadi.
Osteoarthritis merupakan jenis penyakit rapuh tulang yang menyerang sekitar 16 juta warga Amerika Serikat. Bahkan ditaksir, pada 2020, satu di antara lima penduduk Negeri Paman Sam itu akan menjadi korban keropos tulang. Sedangkan di Indonesia belum diketahui jumlah penderitanya. Rapuh tulang ini memang lebih banyak menyerang wanita ketimbang pria, karena biasanya lebih berkaitan dengan hormon estrogen. Osteoarthritis lebih sering menyerang persendian di sekitar pergelangan kaki, lutut, tumit, dan jari-jari kaki. Bila meradang, penderita akan merasakan nyeri dan kaku di persendian. Sampai sekarang belum ditemukan obat yang manjur untuk mengatasinya. Sedangkan obat yang tersedia baru sebatas untuk mengurangi rasa nyeri dan peradangan.
Dokter Harry Isbagio sepakat terhadap temuan tersebut. Menurut Ketua Ikatan Rematologi Indonesia ini, sepatu hak tinggi yang dipakai secara terus-menerus memang bisa mengakibatkan gangguan pada tendon achilles yang terletak pada tumit. “Ibarat ban mobil, kalau dipakai ngebut terus-menerus, akan cepat gundul. Begitu pula sendi,” kata Harry, yang juga ahli penyakit tulang pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Apalagi jika pemakai sepatu hak tinggi juga melakukan aktivitas berlebihan, misalnya naik-turun tangga, berlari-lari, dan berjalan jauh. Atau pemakai sepatu berbadan gemuk. Hal ini mengakibatkan tekanan pada bagian pergelangan kaki makin berat. Jika terjadi gesekan terus-menerus secara berlebihan, sendi tulang-tulang pergelangan kaki menjadi cepat rusak. Cuma belum dijelaskan, berapa lama seseorang memakai sepatu hak tinggi bisa terkena risiko rapuh tulang.
Risiko yang terjadi bisa mempercepat pengeroposan, yaitu menipisnya tulang rawan di sekitar sendi. Tulang rawan akan cepat keropos sebelum waktunya. Secara alami, fungsi sendi- sendi penahan beban -seperti lutut, panggul, tumit, atau pergelangan- biasanya akan menurun jika seseorang mulai menginjak usia di atas 50 tahun.
Harry agaknya kurang sepakat bahwa sepatu hak tinggi adalah penyebab utama arthritis. Penyakit ini termasuk radang sendi, yang juga disebabkan kadar asam urat yang berlebih pada tubuh. “Jika pemakai sepatu hak tinggi akhirnya mengalami arthritis, itu karena ada faktor lain yang mendorong, bukan semata-mata karena hak tinggi,” ujarnya.
Bagaimanapun, risiko degenerasi sendi harus dihindari. Harry pun menganjurkan pemakaian sepatu yang solnya berongga udara. Rongga itu dipandang baik, karena bisa mengambil alih sebagian beban yang seharusnya disangga persendian di kaki. Cuma repotnya, model ini cuma ada pada sepatu sport. Apa mau, wanita atau peragawati memakai sepatu kets kala bergaya?
Aries Kelana dan Yunizar Djoenaid
Written by: Paling Seru
Paling Seru, Updated at: 09.36

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.