Home » , » 6 Anak Usia 11-12 Tahun Pesta Seks dan Memperkosa Bocah Perempuan Balita di Palembang!

6 Anak Usia 11-12 Tahun Pesta Seks dan Memperkosa Bocah Perempuan Balita di Palembang!

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” [Al Israa' 32]
Laptop dan HP canggih serta video game bisa jadi sarana penyebaran video porno di kalangan anak2. Begitu pula DVD/VCD porno yang banyak dijual di pasar-pasar. Acara-acara Sinetron di TV Swasta seperti Indosiar, RCTI, SCTV, MNC, dan sebagainya juga banyak berisi pendidikan “Pacaran” dan Perzinahan. Acara-acara dewasa macam itu masuk dengan bebas ke rumah kita dan bisa ditonton oleh anak-anak kita jika kita tidak waspada menyensornya.
Warung-warung internet yang merebak serta rental game online yang bisa dinikmati anak-anak kecil hingga kalangan bawah juga bisa jadi penyebaran pornografi. Jadi patut disayangkan juga jika ada pihak tertentu yang menentang kebijakan antipornografi yang dicanangkan Menkominfo. Satu perang terhadap kemaksiatan harus didukung siapa pun pelakunya.
Padahal sifat meniru anak2 sangat besar sehingga ada anak SD yg meniru adegan sex dgn teman perempuannya sehingga anak SD tsb tidak perawan lagi. Memprihatinkan juga jika upaya sensor Pornografi oleh Menkominfo bukannya didukung malah diserang berbagai kalangan.
Tindakan Uda (12 tahun) yang memperkosa Yig dan Nib (bocah perempuan berusia di bawah 5 tahun) tidak bisa dimaafkan hanya dengan alasan masih anak-anak.
Saat mereka sudah bisa ereksi dan orgasme, itu sudah merupakan tanda mereka sudah baligh dan harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya memperkosa anak perempuan Balita. Apalagi bukan cuma sekali mereka memperkosa bocah perempuan usia 5 tahun.
Seks adalah perilaku adiktif/candu yang akan membuat pelaku mengulangi perbuatannya. Jadi jika tidak ada hukuman sama sekali dari penegak hukum, maka itu akan terulang kembali. Akan ada bocah-bocah perempuan Balita lain yang jadi korban pemerkosaan anak-anak “nakal” tersebut. Jangan sampai Komnas PA karena kasihan kepada para pemerkosa Balita tersebut dan membiarkan mereka bebas, akhirnya Balita-balita perempuan lain jadi korban!
Ini karena Dakwah kalah medianya dengan Pornografi. Pornografi menguasai TV2 Swasta, dsb. Dakwah tidak. Dakwah paling cuma 1 jam sehari. Sisanya boleh dikata dikuasai sinetron pacaran/zinah. Seandainya para tokoh dan dermawan Muslim mau menginfakkan Rp 250 juta untuk membuat 1 TV Komunitas untuk Dakwah bagi pendidikan ummat Islam, niscaya akhlak dan moral ummat Islam tidak akan rusak seperti ini. Islam akan bisa berjaya: www.islamicbroadcasting.wordpress.com
Ya Ampun! Sekumpulan Bocah di Palembang Pesta Seks
Taufik Wijaya – detikNews
Palembang – Kejadian di perkampungan padat di Palembang ini sungguh mengiris hati. Sejumlah bocah berusia di bawah 13 tahun kedapatan melakukan pesta seks dengan teman sebaya. Perbuatan ini bahkan terjadi tiga kali di tempat berbeda.
Tindakan ini terungkap ketika Saman (40), salah satu orangtua korban, melapor ke Polsek Ilir Barat II, Palembang, Rabu (20/4/2011). Warga Jalan Depaten Baru, 28 Ilir, Palembang, ini mengadukan permasalahan yang menimpa anaknya.
Terhadap kasus ini, Kapolsek Ilir Barat II, Kompol Trie Aprianto, mengatakan saat ini seluruh orangtua para bocah dipanggil ke Polsek Ilir Barat II. Polisi melakukan mediasi agar tak terjadi kesalahpahaman. Apalagi salah satu orangtua masih tak terima atas tindakan asusila tersebut.
Bagaimana peristiwa menyedihkan ini terjadi? Berdasarkan informasi yang didapatkan wartawan, tindakan bejat ini berawal sebulan lalu di Lorong Peluncuran, 28 Ilir, Palembang.
Saat itu ada enam bocah berinisial Sawa (12), Ada (12), Baya (12), Iha (12), Uda (12) dan Yag (11). Keenam bocah yang semuanya lelaki ini berpasangan dalam melakukan tindakan asusila, misalnya Sawa dan Ada, Baya dan Iha, Uda dengan Yag.
Sepekan kemudian, tindakan asusila kembali terjadi di lokasi berbeda yakni di rumah Damomon, seorang warga yang beralamat di 28 Ilir, Palembang. Uda, bocah putus sekolah memaksa Yig dan Nib, bocah perempuan yang masih berusia lima tahun melakukan tindak asusila. Hal itu disaksikan dua bocah lain yakni Sawa dan Ada.
Peristiwa yang ketiga kembali terjadi di rumah Damomon. Kala itu di rumah Damomon sedang ada hajatan, dan di bawah tenda hajatan inilah para bocah tersebut kembali melakukan tindak asusila. Uda memaksa Yig melayaninya dan aksi ini disaksikan Kan dan Narad, dua bocah lelaki lain.
“Kami melakukannya, tapi berpasang-pasangan,” kata Uda sambil menundukkan kepalanya, di Mapolsek Ilir Barat II Palembang.
Komnas PA: Pesta Seks Anak Muncul Akibat Kondisi Sosialnya ‘Sakit’
Muhammad Taufiqqurahman – detikNews
Jakarta – Pesta seks anak di Palembang, Sumatera Selatan, muncul akibat kondisi sosial mereka yang ‘sakit’. Secara psikologis, anak-anak sedang berada dalam proses melakukan tindakan meniru kejadian yang terjadi di sekelilingnya.
“Tentu kita prihatin. Kejadian ini salah satu bentuk bagaimana lingkungan anak ini bertumbuh secara sosial sedang sakit,” ujat Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait saat berbincang dengan detikcom, Rabu (20/4/2011).
Arist menjelaskan, tayangan televisi yang mengarah ke free sex, juga ikut andil dalam pembentukan karakter anak di bawah umur. “Ini sebenarnya bagian dari proses meniru. Dalam ilmu medis, anak-anak belum matang secara seksual dan mereka melakukanya bukan dalam kesadaran,” kata Arist.
Pornografi, lanjut Arist, mempunyai sifat yang adiktif, karena mengundang rasa keingintahuan yang besar bagi anak-anak untuk melakukan hal tersebut baik seorang diri maupun dengan berkelompok, seperti yang terjadi di Palembang.
“Harus ada pendekatan psikologis dan terapi psikososial dan garda terdepan untuk menjaga anak-anak adalah orangtua,” jelasnya.
Perbuatan Sawa (12), Ada (12), Baya (12), Iha (12), Uda (12) dan Yag (11) bukan perbuatan yang dapat dikenakan tindakan kejahatan. Aris meminta supaya pihak kepolisian bertindak arif dalam menyelesaikan masalah ini. Anak-anak tersebut, lanjut Aris, merupakan korban dari pornografi.
“Polisi bisa bertindak arif dan bijak karena ini bukan otentik crime,” tegasnya.
Sejumlah bocah berusia di bawah 13 tahun kedapatan melakukan pesta seks dengan teman sebaya. Perbuatan ini bahkan terjadi tiga kali di tempat berbeda.
Tindakan ini terungkap ketika Saman (40), salah satu orangtua korban, melapor ke Polsek Ilir Barat II, Palembang, Rabu (20/4/2011). Warga Jalan Depaten Baru, 28 Ilir, Palembang, ini mengadukan permasalahan yang menimpa anaknya.
Terhadap kasus ini, Kapolsek Ilir Barat II, Kompol Trie Aprianto, mengatakan saat ini seluruh orangtua para bocah dipanggil ke Polsek Ilir Barat II. Polisi melakukan mediasi agar tak terjadi kesalahpahaman. Apalagi salah satu orangtua masih tak terima atas tindakan asusila tersebut.
(fiq/mok)
http://detiknews.com/read/2011/04/21/075134/1622442/10/komnas-pa-pesta-seks-anak-muncul-akibat-kondisi-sosialnya-sakit?992204topnews
Written by: Paling Seru
Paling Seru, Updated at: 09.32

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.